04:30:01, 30 Nov 2017 | 7 Tahun Lalu, 179 View
Era "gampang" sebagaimana kemudahan menggunakan internet, harus diperlakukan dengan bijaksana. Sebab berbagai informasi yang ada di internet sangat rentan kekeliruan dan perlu dipertanyakan asal usulnya. Terlebih tidak ada guru yang mengajarkan sehingga keshohihannya dipertanyakan. Hal itu diungkapkan Mohammad Muhyiddin, Pengasuh Ponpes Darun Nasri, Tayu Wetan. Bahkan, disebutnya, sangat berbahaya mengambil bahan dari internet untuk menentukan hukum. "Belajar...
04:30:01, 30 Nov 2017 | 7 Tahun Lalu, 311 View
Pondok Pesantren merupakan tempat yang tepat untuk memperdalam ilmu-ilmu agama. Keberadaa Kyai, santri dan kitab kuning menjadi ciri khusus pesantren. Selain aktivitas mengaji, aktivitas pengkajian pengetahuan juga didapat langsung dari sumber yang jelas serta diajarkan langsung oleh seorang guru. Berbagai kitab kuning yang umumnya dipelajari di pesantren di antaranya kitab-kitab Nahwu seperti Nahwu Wadih 1-3, Al Imriti, Ibnu Aqil, Al Jurumiyah, Al Mutammimah. Juga kitab-kitab Shorof...
04:30:01, 30 Nov 2017 | 7 Tahun Lalu, 1742 View
Syeikh Ronggo Kusumo merupakan cikap bakal keberadaan daerah yang dinamakan Ngemplak. Daerah tersebut, kini dikenal dengan Desa Ngemplak Kidul, Kecamatan Margoyoso. Mbah Ronggo Kusumo yang merupakan seorang bangsawan dari Tuban dikenal sebagai tokoh yang suka menolong fakir miskin. Bukan hanya di daerah Tuban, namun Mbah Ronggo juga dikenal di Daerah Dawe, Kabupaten Kudus dengan sebutan Pangeran Cendana. Menurut pengurus Makam Mbah Ronggo Kusumo, Imam Mukhlis, setelah berada di...
04:30:01, 30 Nov 2017 | 7 Tahun Lalu, 14239 View
Setiap tanggal 10 Sapar warga Desa Ngemplak Kidul menggelar Haul Syeikh Ronggo Kusumo. Tokoh Mbah Ronggo Kusumo sendiri bukan hanya dikenal sebagai tokoh Syiar Agama Islam. Melainkan juga dikenal sebagai cikal-bakal berdirinya Desa Ngemplak dan sekitarnya. Pengurus Makam Mbah Ronggo, Imam Mukhlis Ali, memaparkan, berdasarkan cerita tutur masyarakat setempat, Mbah Ronggo dikenal sebagai tokoh syiar Agama Islam penolong fakir miskin. "Beliau seorang Ningrat dari Tuban yang merupakan...
04:30:01, 30 Nov 2017 | 7 Tahun Lalu, 201 View
Pelibatan anak-anak menjadi cara yang tepat untuk menjaga kesenian tradisi. Hal itulah yang dilakukan Sanggar Seni Arimbi, Pundenrejo,Tayu. Sedikitnya 35 anak menjadi bagian rutin dalam setiap sesi latihan berbagai jenis kegiatan seni. Baik tari, lukis, sastra, hingga pencak silat. Ketua Sanggar Seni Arimbi, Novie Risty, mengatakan, di dalam sanggar yang secara resmi dibuka November 2017, terdapat puluhan anak-anak yang terdiri dari anak usia Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) dan...